Halo sobat pembaca,
Sekarang ane mau share tentang salah satu band indie favorit ane nih "Efek Rumah Kaca"..
Sekarang ane mau share tentang salah satu band indie favorit ane nih "Efek Rumah Kaca"..
Introduction
Efek Rumah Kaca..? Siapa sih..? Apa sih..? Apaan sih..? Apa-apaan sih..?Haha
Efek Rumah Kaca adalah band rock indie yang berasal dari Indonesia yang digalangi oleh Cholil Mahmud (Vocals, Guitar), Adrian Yunan Faisal (Bass, Backing Vocals) dan Akbar Bagus Sudibyo (Drums, Backing Vocals). Mereka adalah tiga yang tersisa dari perjalanan di belantika musik Indonesia sejak tahun 2001 di 'Studio Melulu".
Perjalanan Karir
Perjalanan karir mereka nih gan.
Sebelum bernama Efek Rumah Kaca (ERK) seperti saat ini sebelumnya pada tahun terbentuknya 2001 yang mana masih berpersonil 5 orang band ini bernama "Hush" (Ex member : Sita dan Hendra), dan sempat juga berganti nama menjadi "Superego" sebelum akhirnya menjadi trio dan bernama Efek Rumah Kaca seperti sekarang ini. Dimana nama tersebut diambil dari salah satu judul lagu mereka yang ditulis pada tahun 2003.
Di setiap lagu yang mereka ciptakan, komposisinya dibuat apik dengan tema. Menspekulasikan realitas. Jadi musik mereka itu tak hanya untuk menghibur gans, tapi ada cerminan, dan juga realitas yang dihadirkan. Menggambarkan waktu. Liriknya ditata, terkadang terdengar puitis, beberapa terdengar mendalam. Dengan pandangan yang luas dan kaya akan Bahasa yang Indonesia sekali sob.Mereka bilang bahwa musik adalah hidup mereka, apa yang terjadi dalam hidup mereka dicerminkan melalui musik.
Menghadirkan musik pop sederhana tetapi mereka juga kadang bereksperimen. Mulai dari indie-rock, progressive rock, punk, new wave, jazz, apapun dilakukan. Dicampurkan dengan para idola-idola yang mempengaruhi mereka seperti Jeff Buckley, Jon Anderson, Smashing Pumpkins, Radiohead sampai dengan Bjork.
"Melankolia" dan "Di Udara" adalah pembukaanya. Yang mana lagu "Di Udara" menceritakan tentang kematian aktivis HAM Munir Said Thalib. Di tahun 2006 lagu-lagu tersebut dikompilasikan dalam Do Re Mi (Paviliun Records) dan Todays of Yesterday (Bad Sector Records). Efek Rumah Kaca mulai eksis, dan memperkenalkan diri mereka ke masyarakat. Di bulan Agustus 2007, Efek Rumah Kaca melakukan tour ke banyak kota di Jawa bersama teman-temanya. Sebuah pembukaan untuk debut album mereka.
Di bulan Septeber 2007, debut album Selftitled Efek Rumah Kaca dirilis melalui Paviliun Records. Pengenalanya berjalan lembut. Dan direspon baik, memulai ulasan-ulasan positif dari para penulis di internet. Single pertamanya "Jatuh Cinta Itu Biasa Saja" mulai mendapat perhatian dari media dan pendengar musik dari Indonesia. Tetapi, yang paling melambungkan nama Efek Rumah Kaca ke publik nasional adalah single kedua mereka, "Cinta Melulu" - Sebuah lagu bertema ceria yang menyindir industri musik Indonesia pada saat itu yang didominasi oleh tema lagu cinta yang dihadirkan dengan komposisi dan lirik-lirik musik yang biasa-biasa saja.
Jalan telah terbuka, debut album Efek Rumah Kaca mengantarkan mereka ke banyak panggung di akhir tahun 2007 dan berlanjut hingga akhir tahun 2008. Juga membawa ERK menerima penghargaan "The Best Cutting Edge"-MTV Indonesia Music Award 2008, "Editor's Choice 2008" versi The Rolling Stone Indonesia, "Class Music Heroes 2008" dan dinominasikan untuk Anugrah Musik Indonesia Award 2008. Mantab enggak gans..
Kurang dari 1 tahun kemudian, 19 Desember 2008, mereka merilis album kedua yang berjudul "Kamar Gelap" dibawah Aksara Records. Pada album ini ERK berlanjut. Memasukan musik-musik eksperimental, membuat album ini lebih berwarna dan kaya bentuk. Mengajak teman-temanya untuk bermain bersama seperti Mondo, Ade (Sore) dan Iman Fattah (Lain, Zeke and The Popo, Raksasa) turut meramaikan perekaman suara. Seorang seniman dai Jogjakarta, Angki Purbandono juga turut serta, dengan seni fotografinya yang segera menjadi konten dalam album kedua.
Pada suatu kesempatan, ERK dipercaya untuk mengisi sesi khusus tentang pemilu di harian Kompas ( untuk 1 bulan, diterbitkan setiap sabtu di bulan Januari 2009). Di kesempatan lain, ERK melanjutkan permainan dari panggung ke panggung, menyanyikan lirik-lirik sensitif kepada penonton di Indonesia. Disela-sela kesempatan-kesempatan, ERK beristirahat sambil membangun rencana-rencana.
Jelasnya, Efek Rumah Kaca masih band yang sama sejak mereka berdiri : Mencoba untuk menulis lagu-lagu sebagus dan seindah mungkin, menankap realita, dan berharap untuk mampu memberi gambaran-gambaran warna yang sama di kepala. Saat ada kesempatan diteriakan, bukan untuk siapapun, tetapi untuk keyakinanya sendiri, jadi panggilan ini tidak melupakan fungsinya: "Pasar Bisa Diciptakan!" teriak mereka.
Sebelum bernama Efek Rumah Kaca (ERK) seperti saat ini sebelumnya pada tahun terbentuknya 2001 yang mana masih berpersonil 5 orang band ini bernama "Hush" (Ex member : Sita dan Hendra), dan sempat juga berganti nama menjadi "Superego" sebelum akhirnya menjadi trio dan bernama Efek Rumah Kaca seperti sekarang ini. Dimana nama tersebut diambil dari salah satu judul lagu mereka yang ditulis pada tahun 2003.
Di setiap lagu yang mereka ciptakan, komposisinya dibuat apik dengan tema. Menspekulasikan realitas. Jadi musik mereka itu tak hanya untuk menghibur gans, tapi ada cerminan, dan juga realitas yang dihadirkan. Menggambarkan waktu. Liriknya ditata, terkadang terdengar puitis, beberapa terdengar mendalam. Dengan pandangan yang luas dan kaya akan Bahasa yang Indonesia sekali sob.Mereka bilang bahwa musik adalah hidup mereka, apa yang terjadi dalam hidup mereka dicerminkan melalui musik.
Menghadirkan musik pop sederhana tetapi mereka juga kadang bereksperimen. Mulai dari indie-rock, progressive rock, punk, new wave, jazz, apapun dilakukan. Dicampurkan dengan para idola-idola yang mempengaruhi mereka seperti Jeff Buckley, Jon Anderson, Smashing Pumpkins, Radiohead sampai dengan Bjork.
"Melankolia" dan "Di Udara" adalah pembukaanya. Yang mana lagu "Di Udara" menceritakan tentang kematian aktivis HAM Munir Said Thalib. Di tahun 2006 lagu-lagu tersebut dikompilasikan dalam Do Re Mi (Paviliun Records) dan Todays of Yesterday (Bad Sector Records). Efek Rumah Kaca mulai eksis, dan memperkenalkan diri mereka ke masyarakat. Di bulan Agustus 2007, Efek Rumah Kaca melakukan tour ke banyak kota di Jawa bersama teman-temanya. Sebuah pembukaan untuk debut album mereka.
Di bulan Septeber 2007, debut album Selftitled Efek Rumah Kaca dirilis melalui Paviliun Records. Pengenalanya berjalan lembut. Dan direspon baik, memulai ulasan-ulasan positif dari para penulis di internet. Single pertamanya "Jatuh Cinta Itu Biasa Saja" mulai mendapat perhatian dari media dan pendengar musik dari Indonesia. Tetapi, yang paling melambungkan nama Efek Rumah Kaca ke publik nasional adalah single kedua mereka, "Cinta Melulu" - Sebuah lagu bertema ceria yang menyindir industri musik Indonesia pada saat itu yang didominasi oleh tema lagu cinta yang dihadirkan dengan komposisi dan lirik-lirik musik yang biasa-biasa saja.
Jalan telah terbuka, debut album Efek Rumah Kaca mengantarkan mereka ke banyak panggung di akhir tahun 2007 dan berlanjut hingga akhir tahun 2008. Juga membawa ERK menerima penghargaan "The Best Cutting Edge"-MTV Indonesia Music Award 2008, "Editor's Choice 2008" versi The Rolling Stone Indonesia, "Class Music Heroes 2008" dan dinominasikan untuk Anugrah Musik Indonesia Award 2008. Mantab enggak gans..
Kurang dari 1 tahun kemudian, 19 Desember 2008, mereka merilis album kedua yang berjudul "Kamar Gelap" dibawah Aksara Records. Pada album ini ERK berlanjut. Memasukan musik-musik eksperimental, membuat album ini lebih berwarna dan kaya bentuk. Mengajak teman-temanya untuk bermain bersama seperti Mondo, Ade (Sore) dan Iman Fattah (Lain, Zeke and The Popo, Raksasa) turut meramaikan perekaman suara. Seorang seniman dai Jogjakarta, Angki Purbandono juga turut serta, dengan seni fotografinya yang segera menjadi konten dalam album kedua.
Pada suatu kesempatan, ERK dipercaya untuk mengisi sesi khusus tentang pemilu di harian Kompas ( untuk 1 bulan, diterbitkan setiap sabtu di bulan Januari 2009). Di kesempatan lain, ERK melanjutkan permainan dari panggung ke panggung, menyanyikan lirik-lirik sensitif kepada penonton di Indonesia. Disela-sela kesempatan-kesempatan, ERK beristirahat sambil membangun rencana-rencana.
Jelasnya, Efek Rumah Kaca masih band yang sama sejak mereka berdiri : Mencoba untuk menulis lagu-lagu sebagus dan seindah mungkin, menankap realita, dan berharap untuk mampu memberi gambaran-gambaran warna yang sama di kepala. Saat ada kesempatan diteriakan, bukan untuk siapapun, tetapi untuk keyakinanya sendiri, jadi panggilan ini tidak melupakan fungsinya: "Pasar Bisa Diciptakan!" teriak mereka.
Album
Kita tengok album mereka nih sekarang gans..
1. Efek Rumah Kaca ( Self Titled )
Tanggal Rilis : September 2007
Label : Paviliun Records
Produser : Efek Rumah Kaca, Harlan Boer
Song List :
1. Jalang
2. Jatuh Cinta Itu Biasa Saja
3. Bukan Lawan Jenis
4. Belanja Terus Sampai Mati
5. Insomnia
6. Debu-Debu Berterbangan
7. Di Udara
8. Efek Rumah Kaca
9. Melankolia
10. Cinta Melulu
11. Sebelah Mata
12. Desember
Yang pengen dengerin lagu-lagu dari album ini bisa di download disini gan, Download Album "Self Titled" Efek Rumah Kaca.
2. Kamar Gelap
Tanggal Rilis : 19 Desember 2008
Label : Aksara Records
Produser : Efek Rumah Kaca
Song List :
1. Tubuhmu Membiru..Tragis
2. Kau Dan Aku Menuju Ruang Hampa
3. Mosi Tidak Percaya
4. Lagu Kesepian
5. Hujan Jangan Marah
6. Kenakalan Remaja Di Era Informatika
7. Menjadi Indonesia
8. Kamar Gelap
9. Jangan Bakar Buku
10. Banyak Asap Disana
11. Laki-Laki Pemalu
12. Balerina
Latest News
Berita paling anget tentang mereka nih gans, santap..
“Pasar Bisa Diciptakan” Menandai Kembalinya Efek Rumah Kaca
Tahun 2015 adalah tahun kesepuluh perjalanan Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (bass, vokal latar), dan Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar) sebagai unit musik bernama Efek Rumah Kaca. Banyak peristiwa terjadi pada dasawarsa pertama mereka ini, dua album penuh yang dirilis pada dua tahun berturutan, 2007(Selftitled) dan 2008 (Kamar Gelap), sampai lagu-lagu yang menjadi nyanyi bersama pada panggung-panggung yang terjelajahi di penjuru Indonesia. Tapi di antara semua peristiwa, ada pula getir cerita pada kondisi Adrian yang memaksanya absen pada penampilan live Efek Rumah Kaca. Satu hal yang bisa merangkum perjalanan mereka adalah eksperimentasi yang menjadi inti dari setiap karya. Kekayaan Bahasa Indonesia, dan pemilihan tema adalah area yang telah mereka jelajahi.
Setelah vakum selama hampir satu setengah tahun sehubungan dengan kepergian Cholil ke luar negeri untuk menuntut ilmu, Efek Rumah Kaca menandai kembalinya eksistensinya dengan single “Pasar Bisa Diciptakan”. Dan seperti yang biasa mereka lakukan, eksperimentasi menjadi kunci di karya ini. Kali ini, musik menjadi fokus utama eksperimentasi. Aransemen dibuat lebih kaya dengan layer-layer gitar yang lebih membahana, dinamika sekaligus struktur lagu juga menjadi semakin berwarna.
Sejatinya, single ini bukanlah materi yang sepenuhnya baru. Dasar-dasar lagu ini telah terbentuk sejak tahun 2008. Ide dasar dari “Pasar Bisa Diciptakan” adalah semacam elaborasi lebih lanjut dari lagu “Cinta Melulu”, tentang kegelisahan Efek Rumah kaca terhadap proses berkarya sebuah karya seni dengan posisinya di pasar/industri. Jika “Cinta Melulu” menyampaikan pesannya dalam nada yang cenderung sinikal, pada “Pasar Bisa Diciptakan” Efek Rumah Kaca memilih perspektif yang lebih optimis. Bahwa selalu ada cara untuk berkarya dengan jujur.
“Seiring dengan waktu, kita sudah tidak sekeras dulu. Masih ada api itu tapi kami ingin lebih kalem. Kita ingin lebih tenang dalam meneriakkan sesuatu. Banyak lirik yang akhirnya diganti karena kami merasa sudah tidak sesuai lagi. Yang jelas, ‘Pasar..’ dibuat untuk kami sendiri, tidak ada rencana untuk membuat manifesto atau apapun itu. Ini hanya cermin kegelisahan kami,” ujar Cholil.
“Pasar Bisa Diciptakan” dirilis bersamaan dengan single “Biru” yang merupakan extended version dari single ini. Ada dua fragmen yang tergabung dalam lagu “Biru”. Fragmen pertama ada pada paruh awal lagu yang juga menjadi versi pendek lagu untuk versi radio edit dengan judul “Pasar Bisa Diciptakan”. Fragmen kedua dengan judul “Cipta Bisa Dipasarkan” berada pada sisa durasi lagu. Secara terpisah, fragmen-fragmen tersebut masing-masing mewakili dua angle dalam proses penciptaan karya dalam kesenian, yakni secara internal dan eksternal. Keduanya membentuk secara utuh, “Biru” sebagai rangkuman pemikiran Efek Rumah Kaca tentang pentingnya eksplorasi dalam proses berkarya.
Tepat di hari Jumat, 10 Juli 2015 yang lalu, “Pasar Bisa Diciptakan” sudah serentak diputar di 144 radio di Indonesia.
Dikutip dari www.efekrumahkaca.net
Gimana menurut agan-aganwati semua tentang band yang satu ini, kalo ane sih cuma punya satu kata untuk mendefinisikan Efek Rumah Kaca..
"BERGIZI..!!!"
Tag :
musik
1 Komentar untuk "[INDIE] Mengenal 'Efek Rumah Kaca'"
Can you make money from playing poker in real money?
Learn about 샌즈카지노 the best poker sites for US players. Learn how to play poker with real money online. Learn about 카지노사이트 the odds, strategies and หาเงินออนไลน์ options.